Desain dan Pengembangan Kurikulum
Sudah tengah malam nih... namun dalam kesempatan ini sya akan membagikan SESUATU untuk biologist sekalian.Kali ini dari mata kuliah "Desain dan Pengembangan Kurikulum". Mata kuliah berbasis pendidikan untuk calon guru Biologi :)
Perkembangan dunia pendidikan mengalami percepatan luar biasa. Semua pihak berlomba-lomba mendesain model pendidikan yang up to date, aplikatif dan produktif. Namun sepertinya bersifat instan dan responsif dengan pertimbangan sesuai perkembangan zaman. Risikonya, kita bisa kehilangan karakter pendidikan bagi anak-anak kita.
Ada dua hal yang perlu kita persiapkan. Pertama, membuat grand desain kurikulum (normatif-tekstual). Kedua, membuat sistem aplikasi kurikulum (aplikatif-kontekstual) Keduanya saya bahasakan: “membangun filosofi kurikulum berkarakter”.
Grand Desain Kurikulum
Ilmu pengetahuan yang diajarkan saat ini mengalami pemisahan, yaitu ilmu ilmu agama dan ilmu umum. Ilmu umum antara lain Matematika, Sains, PKPS dan sebagainya, sedang ilmu agama antara lain Tauhid, Ibadah, Akhlak dan sejenisnya.
Padahal menurut Islam tidak ada pemisahan, baik secara filosofis maupun aplikatif antara ilmu umum dan ilmu agama. Semua ilmu memiliki karakter yang sama yaitu Tauhid (mengesakan-Nya).
Dari sinilah kita mulai mendesain bangunan induk kurikulum yang nantinya diterjemahkan ke dalam model kurikulum yang aktual dan kontekstual sehingga kita tidak kehilangan dasar pijakan dan tidak ketinggalan zaman.
Model kurikulum yang berganti-ganti dari tahun ke tahun terkesan sangat instan, sebentar-sebentar berubah. Perubahan ini akan berdampak tidak sehat bagi iklim pendidikan saat ini. Dimana guru sebagai media transfer ilmu dipaksa untuk melakukan percepatan dalam perubahan pola belajar-mengajar dan sekaligus dampak buruknya juga dirasakan oleh siswa yang menjadi obyek kurikulum tersebut. Siswa menjadi semacam kelinci percobaan.
Pada prinsipnya, sistem pendidikan memiliki entry point dan ending point yang terukur. Kurikulum pendidikan di institusi pendidikan terpadu semacam LPIT Harapan Bunda sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh institusi pendidikan lain yaitu Kurikulum Pendidikan Berkarakter Tauhid.
Pada institusi pendidikan nonterpadu, parameter keberhasilan siswa dalam belajar cukup dilihat dari akumulasi nilai yang tertinggi dalam semua mata pelajaran. Dengan kata lain siswa yang berhasil adalah mereka yang mencapai peringkat pertama. Tidak bisa dilihat apakah iman, ilmu dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari juga the best. Inilah ketimpangan yang terjadi selama ini.
Sedangkan pada institusi pendidikan terpadu seperti Harapan Bunda keberhasilan siswa tidak hanya diukur secara kuantitas tetapi juga secara kualitas. Seorang siswa yang dikatakan berhasil dalam pendidikan adalah mereka yang semakin cerdas akan semakin beriman dan semakin bagus akhlaknya. Inilah keseimbangan yang tampak dalam pola pendidikan terpadu, yang meletakkan dasar-dasar tauhid ke dalam semua mata pelajaran yang diajarkan. Inilah yang saya maksud membangun Filosofi Kurikulum Berkarakter Tauhid.
Kurikulum yang aplikatif
Sistem kurikulum yang aplikatif perlu dirancang sebagai bentuk konkret kurikulum induk berkarakter Tauhid. Sayangnya, kurikulum di Indonesia tidak secara khusus menjadikan Tauhid sebagai nilai dasar keberhasilan pendidikan. Paradigma inilah yang perlu diubah. Butuh jihad pendidikan dari kita untuk kurikulum berkarakter Tauhid ke semua pengetahuan yang jadi santapan anak-anak kita.
Ingat, sekali kita mewariskan sesuatu yang salah, yang menjauhkan mereka dari Allah SWT, menjadikan mereka pintar tapi sombong, maka dosa kita akan terus mengalir selama apa yang kita ajarkan kepada anak-anak terus diamalkan.
Sebaliknya ketika kita meletakkan dasar-dasar pendidikan yang benar bagi mereka, lalu mereka mengamalkan secara kontinyu maka kita telah mencelupkan mereka ke dalam celupan Tauhid.
Kita harus terus berusaha membuat kurikulum yang aplikatif, mampu berkompetisi, dan tidak keluar dari nilai dasar Tauhid. Memang berat, tetapi yakinlah bahwa kita tidak salah dalam merancang bangun sistem pendidikan Islam terpadu. Kuncinya adalah istiqomah dalam memperbaiki sistem, jangan berhenti dan puas dengan yang sudah ada.
Ditulis oleh: Drs. H. Duta Grafika (Pemerhati dunia pendidikan)
Padahal menurut Islam tidak ada pemisahan, baik secara filosofis maupun aplikatif antara ilmu umum dan ilmu agama. Semua ilmu memiliki karakter yang sama yaitu Tauhid (mengesakan-Nya).
Dari sinilah kita mulai mendesain bangunan induk kurikulum yang nantinya diterjemahkan ke dalam model kurikulum yang aktual dan kontekstual sehingga kita tidak kehilangan dasar pijakan dan tidak ketinggalan zaman.
Model kurikulum yang berganti-ganti dari tahun ke tahun terkesan sangat instan, sebentar-sebentar berubah. Perubahan ini akan berdampak tidak sehat bagi iklim pendidikan saat ini. Dimana guru sebagai media transfer ilmu dipaksa untuk melakukan percepatan dalam perubahan pola belajar-mengajar dan sekaligus dampak buruknya juga dirasakan oleh siswa yang menjadi obyek kurikulum tersebut. Siswa menjadi semacam kelinci percobaan.
Pada prinsipnya, sistem pendidikan memiliki entry point dan ending point yang terukur. Kurikulum pendidikan di institusi pendidikan terpadu semacam LPIT Harapan Bunda sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh institusi pendidikan lain yaitu Kurikulum Pendidikan Berkarakter Tauhid.
Pada institusi pendidikan nonterpadu, parameter keberhasilan siswa dalam belajar cukup dilihat dari akumulasi nilai yang tertinggi dalam semua mata pelajaran. Dengan kata lain siswa yang berhasil adalah mereka yang mencapai peringkat pertama. Tidak bisa dilihat apakah iman, ilmu dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari juga the best. Inilah ketimpangan yang terjadi selama ini.
Sedangkan pada institusi pendidikan terpadu seperti Harapan Bunda keberhasilan siswa tidak hanya diukur secara kuantitas tetapi juga secara kualitas. Seorang siswa yang dikatakan berhasil dalam pendidikan adalah mereka yang semakin cerdas akan semakin beriman dan semakin bagus akhlaknya. Inilah keseimbangan yang tampak dalam pola pendidikan terpadu, yang meletakkan dasar-dasar tauhid ke dalam semua mata pelajaran yang diajarkan. Inilah yang saya maksud membangun Filosofi Kurikulum Berkarakter Tauhid.
Kurikulum yang aplikatif
Sistem kurikulum yang aplikatif perlu dirancang sebagai bentuk konkret kurikulum induk berkarakter Tauhid. Sayangnya, kurikulum di Indonesia tidak secara khusus menjadikan Tauhid sebagai nilai dasar keberhasilan pendidikan. Paradigma inilah yang perlu diubah. Butuh jihad pendidikan dari kita untuk kurikulum berkarakter Tauhid ke semua pengetahuan yang jadi santapan anak-anak kita.
Ingat, sekali kita mewariskan sesuatu yang salah, yang menjauhkan mereka dari Allah SWT, menjadikan mereka pintar tapi sombong, maka dosa kita akan terus mengalir selama apa yang kita ajarkan kepada anak-anak terus diamalkan.
Sebaliknya ketika kita meletakkan dasar-dasar pendidikan yang benar bagi mereka, lalu mereka mengamalkan secara kontinyu maka kita telah mencelupkan mereka ke dalam celupan Tauhid.
Kita harus terus berusaha membuat kurikulum yang aplikatif, mampu berkompetisi, dan tidak keluar dari nilai dasar Tauhid. Memang berat, tetapi yakinlah bahwa kita tidak salah dalam merancang bangun sistem pendidikan Islam terpadu. Kuncinya adalah istiqomah dalam memperbaiki sistem, jangan berhenti dan puas dengan yang sudah ada.
Ditulis oleh: Drs. H. Duta Grafika (Pemerhati dunia pendidikan)
Untuk pengantar silahkan klik link berikut:
OK sekian dulu untuk malam ini. Hari Senin ada jadwal kuliah jam 7 pagi.
yang lain nyusul Eaaaa!!! :)
0 komentar: